ABSTRACT: Reciprocity in death kedde traditional ceremony at Wewewa ethnic group in
South West Sumba is a tradition that forms and glues the social relations in a collective
life. The ceremony is implemented in a contestation which in it consists of wisdom and
manipulation. However, reciprocity at a death kedde ceremony becomes the soul or
spirit of the community, as the presence of people can be measured or seen from such
traditional ceremony. And indeed, such reason makes reciprocity at death kedde
ceremony has remain been maintained to date. This thesis would like to see the
political games behind the reciprocity at death kedde ceremony. It is significant to do
since by understanding the reasons behind the festivity, we will be more opened up to
comprehend the culture of Wewewa ethnic group.
The research had been conducted during February-July 2011 at Wali Ate
Village, South West Sumba District (Regency) by applying participant observation and
interview methods through which the researcher involved in funeral ceremony and
interviewed the doers of reciprocity and those who know well about the culture. By so
doing, the researcher directly involved and experienced the reciprocity ceremony at
death kedde as the main research focus.
The results of the research shows that death kedde in itself has no single
objective but various ones, and each group of kedde procession may has its own
objectives depend on their interests and what they like to struggle for with the kedde
festivity. In such context, death kedde may bring objectives not only to help the
mourning family or as the expression of solidarity and condolence, but also as a way or
strategy to maintain as well as to promote social status. Or, it can be said that both
objectives are in a calculation of a kedde procession group: To help the mourning
family as well as to gain self-popularity. In means that wisdom and manipulation are
able to run together and at the same also able to contest t each other. The questions
are: What is the meaning of a prestige and high social status? What kinds of special
previleges can be gained by such high social status? DOWNLOAD DISINI
INTISARI: Resiprositas pada kedde kematian di Suku Wewewa Sumba Barat Daya
merupakan sebuah tradisi yang membentuk dan merekatkan ikatan-ikatan sosial dalam
kehidupan bersama. Penyelenggaraan kedde kematian itu berada dalam sebuah
kontestasi yang di dalamnya terkandung kearifan dan manipulasi. Kendatipun
demikian, resiprositas pada kedde kematian menjadi semacam nyawa atau spirit
masyarakat, karena kehadiran diri mereka bisa diukur atau dilihat dari upacara adat
seperti itu. Justru alasan ini pula yang membuat mengapa resiprositas pada upacara
kedde kematian sampai sekarang masih tetap dipertahankan. Tulisan ini mau melihat
permainan politik yang ada di balik resiprositas pada kedde kematian. Ini menjadi
penting kerena dengan mengetahui alasan di balik kemeriahan itu, kita semakin
terbuka dalam memahami
budaya Suku Wewewa. Penelitian yang berlangsung dari bulan Februari sampai Juli, 2011 di Desa Wali Ate, Kabupaten Sumba Barat Daya ini menggunakan metode observasi partisipasi (participant observation) dan wawancara (interview). Dengan observasi partisipasi dan wawancara, peneliti terlibat dalam upacara pemakaman dan mewawancarai para pelaku resiprositas serta orang-orang yang mengenal baik budaya resiprositas itu. Dengan metode ini, penulis terlibat langsung dan mengalami upacara resiprositas pada kedde kematian yang menjadi fokus penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedde kematian pada dirinya sendiri tidak mempunyai tujuan tunggal. Resiprositas pada kedde kematian mempunyai aneka tujuan dan setiap rombongan kedde masing-masing bisa mempunyai tujuan sendiri tergantung kepentingan dan apa yang akan diperjuangkan dalam acara kedde tersebut. Dalam konteks ini kedde kematian bisa bertujuan untuk membantu keluarga yang berduka, sebagai ungkapan solidaritas dan belasungkawa tetapi juga sebagai sebuah cara dan strategi untuk menjaga, mempertahankan dan menaikkan status sosial. Atau bisa juga kedua tujuan ini masuk dalam perhitungan sebuah rombongan kedde yakni sekaligus membantu dan mencari popularitas diri. Kearifan dan manupulasi bisa berjalan dan berkontestasi dalam satu moment. Soalnya adalah apa arti sebuah gengsi dan status sosial yang tinggi bagi seseorang? Hak-hak khusus apa yang didapat dengan adanya status sosial yang tinggi itu?
budaya Suku Wewewa. Penelitian yang berlangsung dari bulan Februari sampai Juli, 2011 di Desa Wali Ate, Kabupaten Sumba Barat Daya ini menggunakan metode observasi partisipasi (participant observation) dan wawancara (interview). Dengan observasi partisipasi dan wawancara, peneliti terlibat dalam upacara pemakaman dan mewawancarai para pelaku resiprositas serta orang-orang yang mengenal baik budaya resiprositas itu. Dengan metode ini, penulis terlibat langsung dan mengalami upacara resiprositas pada kedde kematian yang menjadi fokus penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedde kematian pada dirinya sendiri tidak mempunyai tujuan tunggal. Resiprositas pada kedde kematian mempunyai aneka tujuan dan setiap rombongan kedde masing-masing bisa mempunyai tujuan sendiri tergantung kepentingan dan apa yang akan diperjuangkan dalam acara kedde tersebut. Dalam konteks ini kedde kematian bisa bertujuan untuk membantu keluarga yang berduka, sebagai ungkapan solidaritas dan belasungkawa tetapi juga sebagai sebuah cara dan strategi untuk menjaga, mempertahankan dan menaikkan status sosial. Atau bisa juga kedua tujuan ini masuk dalam perhitungan sebuah rombongan kedde yakni sekaligus membantu dan mencari popularitas diri. Kearifan dan manupulasi bisa berjalan dan berkontestasi dalam satu moment. Soalnya adalah apa arti sebuah gengsi dan status sosial yang tinggi bagi seseorang? Hak-hak khusus apa yang didapat dengan adanya status sosial yang tinggi itu?