Browse: Home / / Penetapan prioritas dalam pengalokasian dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) :: Studi kasus upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Dinas Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2007-2009

Penetapan prioritas dalam pengalokasian dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) :: Studi kasus upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Dinas Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2007-2009


ABSTRACT : Background: Some activities are put on priority as effort to accelerate maternal mortality rate (MMR) and infant mortality rate (IMR) reduction at the Province of West Nusa Tenggara. Local Budget as one of financial sources for health development at the Province of West Nusa Tenggara is limited in quantity. Decentralization gives an autonomy to manage the use of Local Budget. Considering limited allocation of Local Budget proposed activities are those prioritized according to the mission to achieve the goal of West Nusa Tenggara Provincial Health Office. Objective: To identify priority setting in the allocation of Local Revenue and Expenditure Budget (LREB) of West Nusa Tenggara Provincial Health Office directed toward MMR and IMR reduction at West Nusa Tenggara Provincial Health Office 2007–2009. Methods: This was a qualitative case study. Budget allocation compared to set programme priorities at West Nusa Tenggara Provincial Health Office was studied. Data were obtained through indepth interviews with 10 stakeholders and 11 staff and document study of Document Local Budget 2007 – 2009. Results: Irrelevance between priority setting and Local Budget was caused by inoptimum utilization of planning documents, limited time and political intervention in budgeting. Local Budget for MMR and IMR reduction was minimum due to availability of other financial sources outside Local Budget, nonflexible procedure in the utilization and administration of Local Budget and high operational cost of activities. Conclusion: Priority proposition and determination used limited rationality approach. Budgeting used incremental budgeting system. High commitment could not be fully implemented in budgeting. Local Budget for MMR and IMR reduction was minimum. Priority determination had to be made intensively using the forum available effectively and supported by planning capacity empowerment. The health office was expected to be able to manage the limited Local Budget at its best. Keywords: priority setting, budget allocation, Local Revenue and Expenditure Budget

INTISARI : Latar belakang: Berbagai kegiatan diprioritaskan mencapai tujuan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB di Propinsi NTB. Anggaran daerah sebagai salah satu sumber dana dalam pembangunan kesehatan di Propinsi NTB jumlahnya sangat terbatas. Desentralisasi memberikan kewenangan untuk mengatur penggunaan anggaran daerah. Keterbatasan anggaran daerah menyebabkan kegiatan yang diusulkan adalah kegiatan prioritas sesuai dengan misi untuk mencapai tujuan Dinas Kesehatan Propinsi NTB. Tujuan Penelitian: mengetahui penetapan prioritas dalam pengalokasian dana APBD Dinas Kesehatan Propinsi NTB yang berorientasi penurunan AKI dan AKB di Dinas Kesehatan Propinsi NTB pada tahun 2007-2009. Metode Penelitian: penelitian ini adalah studi kasus kualitatif. Peneliti membandingkan alokasi anggaran daerah dengan prioritas program di Dinas Kesehatan Propinsi NTB. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 10 pejabat struktural dan 10 staf pengelola dan telaah dokumen anggaran daerah tahun 2007-2009. Hasil Penelitian: pemanfaatan dokumen perencanaan yang belum maksimal, keterbatasan waktu dan pengaruh politik dalam penganggaran menyebabkan ketidaksesuaian dalam penetapan prioritas dengan pengalokasian APBD. Alokasi APBD untuk penurunan AKI dan AKB tergolong minim disebabkan adanya sumber dana dari APBN dan donor lain, aturan penggunaan dan administrasi APBD tidak fleksibel serta biaya operasional kegiatan yang tinggi. Kesimpulan dan saran: Penetapan dan penyusunan prioritas dengan pendekatan rasionalitas terbatas. Penganggaran mengikuti sistem penganggaran inkremental. Komitmen tinggi tidak sepenuhnya dapat diimplementasikan dalam penganggaran. APBD untuk penurunan AKI dan AKB minim karena adanya sumber dana lain. Penetapan prioritas perlu dilakukan secara intensif dengan memanfaatkan forum yang ada secara efektif dan didukung penguatan kapasitas perencana, Dinas Kesehatan diharapkan mengelola keterbatasan dana APBD dengan optimal. Kata Kunci: penentuan prioritas, alokasi dana APBD.